Pameran adalah hal yang sakral bagi setiap perupa, juga suatu hal yang membutuhkan nyali. Dengan mengadakan pameran, perupa menampilkan karya-karyanya dengan penuh ketelanjangan; mengundang siapapun untuk menilai – baik secara positif maupun negatif, rasional maupun personal, objektif maupun subjektif. Adi Gunawan, seorang perupa muda asal Makassar, memiliki nyali yang cukup besar untuk “menelanjangkan diri” di depan pengunjung pameran So Sial Art Project, sebuah proyek seni hasil kerja sama Rumata’ Art Space, Hivos, dan BenangBaja (pseudonym Adi Gunawan di dunia maya).
“Dialog Diri” adalah satu bagian dari So Sial Art Project, terdiri dari 114 ilustrasi dengan medium kayu berukuran 25 cm x 17 cm, dan menggunakan teknik doodling. 114 ilustrasi “Dialog Diri” merupakan 114 upaya Adi Gunawan untuk memanifestasikan diskusi intrapersonalnya kepada pengunjung So Sial Art Project ke dalam bentuk yang lebih kasat mata.
Selama 15 hari (25 Juli – 8 Agustus 2015) di Rumata’ Art Space, Adi Gunawan mengundang siapapun untuk menilai, berpendapat, dan berpikir; mengajak siapapun untuk ikut melakukan “dialog diri”. Pada hari Sabtu (8/8) yang mana merupakan hari terakhir So Sial Art Project, saya meminta 9 orang pengunjung untuk memilih satu ilustrasi yang paling mereka sukai, sambil menceritakan hasil “dialog diri” mereka masing-masing atas pilihannya tersebut.
“Ini nyata, Banyak kesan dalam gambar ini, sekarang terlalu banyak kebohongan, berpura-pura dalam kebaikan dan sebagainya.” (@kopipekat)
“Unik, Karena penggabungan manusia dengan objek benda, Kalau mau dipersepsikan, yah manusia yang sangat konsumtif terhadap media, dia menjadi media itu sendiri.” (@inawaloni)
“Saya suka yang ini, berhubungan dengan buku. Kalau biasanya anak-anak [fakultas] Sastra selalu menjadikan buku sebagai “modus” untuk dapat odo’-odo’ (gebetan. Red) baru. Untuk saya sendiri, buku selalu jadi tempat pelarian.” ( @CupliSani )
“Di antara semua, ini yang paling imut. Hehehe.” (@fiskadaliputri)
“Menarik, Seperti meminta doa atau apalah sejenisnya kepada bulan, mungkin saja matahari. Kurang lebih persepsi saya seperti itu.” (@herihaeril)
“Simpel saja sih, Saya mempersepsikan gambar ini sebagai sosok Adi Gunawan yang suka berbagi ilmu atau pengalaman yang ia punya.” (@tatsuyaishidha)
“Karya ini dibuat diatas tekstur kayu yang berbentuk kepala orang.
Seperti anak kecil yang sedang menangkap bola,
Juga seperti seseorang yang saya kenal, ada kepalanya tapi tidak ada otaknya.”

Arkil, mahasiswa S3 jurusan patah hati yang sedang menyelesaikan disertasi “Self Contrual (Makna Diri) dalam Pendekatan kepada Mantan Yang Maha Esa.“
“Saya selalu suka gambar karakter perempuan yang di-eksplore matanya. Nda tahu juga kenapa. Yang jelas, saya merasa ada yang unik dari situ.” ( @arkilakis )
“Senyuman, bagaikan handphone di Emtisi*
harga dan kualitasnya bervariasi
rasa dan bentuknya pun beragam, rame
hati-hati, harus bisa bedakan yang ORI dan yang KW.”
*) emtisi = MTC (Makassar Trade Center)
Baca artikel lainnya dari M. Ifan Adhitya
Hal-Hal yang Luput dan Tersisa dari Kenduri Ramadan
Mengobarkan Energi Musik dari Atas Atap
Belanja dan Musik Hingga Tengah Malam
Gaduh Berkesenian Tanpa Rusuh di Jalan
Belajar Menjadi Kreatif dari Bayi
Memijak Bumi Gerbang Raja Bersama FrontXSide
Gelegar Pentas Musik Spektakuler di Belantara Kukar